NABI ISMAIL AS

NABI ISMAIL AS

Maksud nabi Ibrahim dari pintu adalah istri Ismail. Pintu adalah tempat masuk dan ambang pintu. Pernyataan nabi Ibrahim ini mengisyarahkan bahwa sebagaimana sebuah rumah memiliki pintu ia akan melindungi penghuninya dari udara dingin dan teriknya matahari dan menutupinya dari berbagai macam masalah lainnya. Istri seseorang juga selayaknya menjaga harga diri suaminya, juga menjadi penjaga dan tempat yang aman bagi pasangan dan keluarganya.

Nabi Ibrahimpun kembali ke Palestina. Namun kali ini beliau kembali dengan perasaan yang sangat sedih dan hampa. Sedih karena meninggalnya siti Hajar, Jauhnya Ismail dan perlakuan istri putranya yang tidak layak dan lain sebagainya. Namun beliau bersabar dengan semua ini karena Allah swt dan demi tujuannya. Dan semua ujian Ilahi ini pun akan dilaluinya dengan penuh kesabaran.

Ketika Ismail kembali dari berburu, seakan-akan ia mencium bau sang ayah. Iapun bertanya kepada sang istri: Apakah ada yang datang ke rumah ini? Istrinya menjawab: Seorang laki-laki tua datang ke sini. Ia sangat ingin berjumpa denganmu. Karena dirimu tidak ada maka iapun pergi.

Ismail bertanya: Ketika beliau pergi ia tidak berkata apa-apa?

Istri menjawa: Mengapa tidak. Ketika ia pergi ia berpesan: “Gantilah pintu rumahmu”.

Ismail tenggelam dalam lamunan dan kesedihan. Dari satu sisi ia sedih tidak dapat menemui ayaknya yang datang dari jauh. Dari sisi lain dari pernyataan ayah yang terakhir bisa dipahami bahwa Istrinya adalah seorang wanita yang tidak layak dan pasti teringat akan istrinya yang baik dan penuh kasih yaitu siti  Hajar yang sudah tidak ada lagi. Sehingga ia menuangkan isi hatinya kepadanya.

Namun yang telah membuat hati kacaunya menjadi tenang adalah mengingat dan bertawakal kepada Tuhan. Ismail segera menceraikan istrnya.[8] Sesuai dengan perintah sang ayah Ismailpun memilih wanita lain sebagai istri. Namun kali ini ia berusaha untuk mencari istri yang layak dan sesuai. Dan pada akhirnya iapun berhasil. Dan karena itu ia bersyukur kepada Tuhan karena telah melaksanakan perintah ayahnya dan juga telah mendapatkan istri yang layak dan sholehah.

BACA JUGA:  TERAGEDI KESYAHIDAN HADHRAT FATHIMAH AS

Berbulan-bulan dari peristiwa tersebut telah berlalu. Ibrahim kembali meninggalkan Palestina dan pergi menuju Mekah karena keinginan berjumpa dengan putranya yaitu Ismail. Ia menempuh perjalanan jauh ini dan ketika telah sampai di Mekah, ia melihat seorang wanita di samping mata air ZamZam. Ia adalah istri Ismail yang baru. Nabi Ibrahim bertanya kepadanya: Kemana suamimu Ismail? Ia menjawab: Semoga Tuhan memberimu kebaikan. Suamiku sedang pergi berburu. Ibrahim bertanya: Bagaimana keadaan kalian? Ia menjawab: Sangat baik. Kami berada dalam kenikmatan dan kesejahteraan. Kemudian ia melanjutkan: Turunlah dari tungganganmu sampai suamiku datang. Kemudia nabi Ibrahim as turun. Istri Ismail sangat mendesak dan Ibrahim meminta maaf. Istri Ismail segera membawakan air. Nabi Ibrahim as meletakkan satu kakinya di atas sebuah batu dan satu lainnya diatas pelana. Ia membasuh wajah dan kepalanya dengan air. Dan mendoakan wanita itu dengan kebaikan dan memutuskan untuk kembali. Ketika hendak kembali ia berkata kepada wanita itu: Ketika suamimu kembali dari perjalanan, katakan kepadanya bahwa seorang laki-laki tua dengan wajah dan ciri-ciri demikian telah datang ke rumah. Dan ketika kembali ia berkata: “Perhatikanlah pintu rumahmu dan hormatilah dan berusahalah untuk menjaganya”.

Ibrahim kembali ke Palestina. Dan ketika Ismail kembali dari berburu, Karena senantiasa mengingat sang ayah, iapun mencium bau ayahnya. Ia bertanya kepada istrinya: Apakah ada yang datang ke tempat ini?

Istrinya menjawab: Ada seorang laki-laki tua datang ketempat ini. Dan ini adalah jejak kakinya yang melekat di atas batu. Ismail karena dahsyatnya rasa rindu, iapun terjatuh di atas jejak kaki tersebut.

Kemudian istrinya melanjutkan kisahnya: Saya telah mendesaknya, namun ia tidak mau masuk ke dalam rumah. Saya membawakan air untuknya. Ia membasuh kepala dan wajah yang penuh dengan debu. Dan ketika beliau kembali ia berkata: Hormatilah pintu rumahmu. Ismail berterimakasih kepada istri yang telah berbuat baik kepada ayahnya,[9] seorang wanita dimana ayahnya berpesan untuk menjaganya.

BACA JUGA:  MUBAHALAH

Dengn demikian ayah dan anak ini untuk sekian lamanya saling mengingat satu sama lainnya sedang menderita karena perpisahan. Seakan-akan mereka telah melihat buah dan hasil dari perpisahan ini. Sehingga di masa yang akan datang jika mereka hendak mengadakan perpisahan yang panjang karena Allah, maka akan menjadi lebih mudah bagi mereka.

Semua ini adalah mukadimah bahwa wilayah ini akan subur dan makmur ditangan para muwahid (penyembah Tuhan yang Esa. Dan Ka’bah adalah rumah penyembahan terhadap Allah swt yang pertama, yang telah hancur karena topan nabi Nuh as dan dibangum kembali oleh tangan-tangan nabi Ibrahim dan Ismail as.

Yang menarik perhatian adalah Ismail menemukan jejak kaki ayahnya di padang pasir. Ia pun berJongkok dan mencium telapak kaki tersebut. Dengan demikian ia sangat memuliakan sang ayah dan mengaplikasikan perasaannya terhadap ayahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra