KISAH AWAL MULA PENCIPTAAN FATHIMAH

KISAH AWAL MULA PENCIPTAAN FATHIMAH

بسم الله الرحمن الرحيم 

اللهم صلى على محمد و آل محمد وعجل فرجهم

Pemimpin para wanita di kedua alam dan belahan jiwa Rasul saww ibu para imam makshum as, hadhrat Fathimah Zahra as lahir pada tanggal 20 Jumadil akhir pada saat Nabi saww berusia 45 tahun yaitu lima tahun setelah kenabian. Sebagaimana masalah ini telah dinukil dari iman Baqir as dan imam Shadiq as.

 

AWAL MULA PENCIPTAAN FATHIMAH

Allamah Majlisi di dalam kitabnya menukil: Suatu hari Rasulullah saww berada di wilayah Abthah (duduk di atas kerikil tempat berlalunya banjir antara Mekah dan Mina). Beberapa orang shahabat diantaranya adalah Ammar Yasir, Mundzir bin Dhahdhah, Abu Bakar, Umar, Ali bin Abi Thalib as, Abbas bin Abdullah dan Hamzah ada bersama Nabi saww. Tiba-tiba malaikat jibril mendatangi Nabi saww dalam bentuk aslinya dimana wujudnya besar dan kedua sayapnya membentang dari ufuk timur sampai ke barat. Malaikat Jibril memanggil Nabi saww: Wahai Muhammad! Allah yang Maha Besar mengirim salam kepadamu dan memerintahkanmu untuk menjauhi Khadijah selama 40 hari.

Melaksanakan perintah ini sangat sulit bagi Nabi saww. Karena Nabi saww sangat menghormati dan mencintai hadhrat Khadijah.

Tak ada pilihan lain Nabi harus melaksanakan perintah tersebut. Empat puluh hari berpuasa dan pada malam hari Nabi menyibukkan diri dengan beribadah. Sampai tibalah hari-hari terakhir, Nabi menyampaikan pesan kepada Siti Khadijah melalui Ammar Yasir. Nabi berpesan: “Wahai Khadijah, kamu janganlah mengira bahwa aku menjauh darimu dikarenakan ketidak senanganku atau tidak perhatian padamu. Hal ini tak lain karena perintah Tuhan padaku supaya aku menaatinya. Jadi janganlah mengira hal-hal lain selain kebaikan dan kebahagiaan. Ketahuilah bahwa Tuhan dalam sehari membanggakanmu dihadapan para malaikatNya. Jadi kalau sudah malam, tutuplah pintu rumah dan beristirahatlah. Saya berada di rumah Fathimah binti Asad (ibunya Ali as).

BACA JUGA:  PERISTIWA KELAHIRAN AGUNG ALI AS DI DALAM KA’BAH

Khadijah melalui hari-harinya dengan perasaan sedih karena ketiadaan Nabi saww di sisinya. Sampai 40 hari itu telah berakhir. Pada saat itu malaikat Jibril mendatangi Rasulullah saww dan berkata: Wahai Muhammad, Allah swt mengirimkan salam kepadamu dan memerintahkan kepadamu untuk bersiap-siap menerima hadiah.

Rasulullah bertanya: Wahai Jibril, apa hadiah Tuhan itu?

Jibril berkata: “Akupun tidak mengetahuinya”

Dalam pada itu, malaikat Mikail, malaikat mukarrab Ilahi (malaikat dekat) yang lain turun dari langit dengan membawa sebuah nampan yang ditutup dengan sebuah kain bercahaya surgawi. Kemudian nampan itu diletakkan di hadapan Rasulullah saww. Pada saat itu malaikat Jibril mendatangi Nabi dan berkata: Wahai Muhammad, Allah swt Tuhanmu memerintahkan malam ini anda harus berbuka dengan makanan ini.

Imam Ali as mengatakan: Setiap malam saat berbuka memerintahkan kepadaku untuk membiarkan pintu terbuka sehingga siapa saja berkenan masuk ke dalam rumah (dan menikmati makanan Nabi karena saat itu Nabi berada di rumah Abu Thalib yaitu dirumah Ali as). Saya duduk di samping pintu rumah. Rasullah memasuki rumah sendirian. Ketika tutup nampan itu dibuka di sana terdapat satu piring kurma dan satu piring anggur. Nabi menyantap makanan-makanan itu sampai kenyang dan juga minum air. Kemudia Nabi menjulurkan tangan untuk membasuh tangan. Malaikat Jibril menuangkan air di atas tangan Nabi dan malaikat Mikail membasuhnya dan malaikat Isrofil mengeringkan tangan Nabi saww dengan sebuah handuk, Kemudian sisa makanan dengan peralatannya di bawa naik ke langit. Kemudian Nabi saww bangkit dan bersiap hendak mendirikan shalat sunnah.

Jibril mendatangi Nabi saww dan berkata: Sekarang shalat haram bagimu. Pergi dan pulanglah kerumah Khadijah dan tidurlah bersamanya. Karena Allah swt malam ini berjanji pada diriNya darimu akan menciptakan anak-anak yang suci. Pada saat itu setelah 40 hari menjauhi Khadijah, Nabi bangkit dan pergi kerumah Khadijah as.

BACA JUGA:  PERISTIWA KESYAHIDAN IMAM ALI AS

 

MASA-MASA KEHAMILAN KHADIJAH as

Syekh Shaduq di dalam kitab Aamaali dengan sanadnya menukil dari Mufadhal bin Umar, dimana ia mengatakah: Saya bertanya kepada imam Shadiq as: bagaimanakah kelahiran Fathimah Zahra as?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra