PENGADILAN IMAM ALI AS

PENGADILAN IMAM ALI AS

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صلى على محمد و آل محمد وعجل فرجهم

Di dalam kitab al-Raudhah fi al-fadhail dituturkan: Ammar Yasir dan Zaid bin Arqam mengatakan: Hari Senin tanggal 19 Safar, kami berada Bersama Amirul Mukminin Ali as, tiba-tiba telinga kami dipenuhi dengan teriakan yang keras. Imam Ali as yang sedang duduk di kursi kehakiman, memandangku dan berkata: “Wahai Ammar, ambilkan pedang Dzulqar.”

“Aku mengambil pedang imam Ali as dan menyerahkannya kepada beliau as. Dan imam Ali as mengeluarkannya dari sarung pedangnya dan meletakkannya dipangkuannya. Dan berkata: Wakai Ammar, hari ini aku akan menghilangkan kesedihan penduduk Kufah, dan aku akan melakukan sesuatu yang akan menambah keharmonisan mukminin dan menambah kemunafikan para penentang.” Kemudian Imam as berkata: “ya Ammar, persilahkan masuk orang-orang yang berada di balik pintu.”

Ammar berkata: “Saya pergi ke luar, di balik pintu saya melihat seorang wanita yang duduk di atas pelana unta sambal menangis ia berteriak:

Wahai penolong yang membutuhkan pertolongan, wahai pembebas para tawanan, wahai yang mengasihi orang-orang tua, wahai penolong orang yang tak punya penolong, wahai sandaran orang-orang yang tak punya pelindung, wahai penolong orang-orang lemah. Aku menghadap kepadamu, dan aku bertawasul kepadamu, maka itu jagalah harga diriku. Lepaskanlah tali yang membelenggu kesulitanku dan hilangkanlah kesedihan dan dukaku.”

Ammar berkata: Sekitar wanita ini dikelilingi oleh seribu penunggang kuda dengan pedang terhunus, dimana satu kelompok membela dia, dan sekelompok yang lain menentangnya.

Aku menghadap kepada mereka dan berkata: “Jawablah Amirul Mukminin Ali as, Jawablah pemilik ilmu Nabi saw.

Wanita itu turun dari untanya, orang-orang di sekitarnyapun turun dari tunggangannya kemudian mereka memasuki masjid.

Wanita itu berdiri di hadapan Amirul Mukminin Ali as dan berkata: “Wahai tuanku, wahai pemimpin muttaqin (orang-orang yang bertaqwa).” Aku menghadap kepadamu, angkatlah kesulitanku. Lenyapkanlah masalah yang telah membuatku besedih dan berduka, karena hanya dirimulah yang memiliki semua kemampuan ini, dan engkau mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi sampai hari kiamat.

Pada saat ini Amirul Mukminin Ali as berkata: “Wahai Ammar, pergilah ketengah-tengah penduduk Kufah, undanglah mereka supaya datang ke masjid dan menyaksikan pengadilan Amirul Mukminin Ali as.”

Ammar berkata: “Saya berteriak di tengah-tengah penduduk Kufah. Wahai penduduk! Barang siapa mau menyaksikan apa yang telah diberikan Tuhan kepada Ali as saudara Rasulullah saww, maka datanglah ke Masjid.”

Pada saat itu pula masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid Kufah. Dan tak lama kemudian masjidpun dipenuhi oleh penduduk. Kemudian Amirul Mukminin Ali as berkata:

Wahai oranng-orang yang datang dari Syam! Katakanlah apa kesulitan dan masalah kalian?

Pada saat itu seorang laki-laki yang mengenakan syal dari Yaman dan handuk dari ‘Adan dan surban dari bulu yang halus di kepala, bangkit diantara mereka dan berkata: “Salam atasmu wahai harta karun orang-orang fakir, wahai pelindung orang-orang tanpa perlindungan, Wahai tuanku, anak gadis yang sedang berdiri dihadapanmu ini adalah putriku. Ia tidak pernah bersuami, namu sekarang ini ia tinggal dirumahku dan sedang mengandung. Sungguh ia telah menjatuhkan harga diriku dikalangan keluargaku. Aku sangat dikenal dengan keberanian, ketat, terhormat, sempurna dan berakal. Saya adalah Falis bin Afris dan singa yang sedang murka dimana api kemarahannya tidak akan padam. Dan tidak ada satupun tetangga yang akan marah dan menang ke atas diriku. Dari sisi keberanian, ketangguhan, keterhormatan dan penyerangan tidak ada yang menandingi diriku di kalangan bangsa Arab.

Dengan semua itu, kini ya Ali as… aku heran dan bingung terhadap masalahku ini. Karena itu hilangkanlah masalah yang telah membuat ku bersedih dan berduka ini, karena imam adalah harapan umat. Dan hal ini adalah masalah besar dimana selama ini aku tidak melihat masalah semacam ini dan lebih besar dari ini.

Imam Ali as memandang kepada wanita itu dan berkata: “Wahai gadis! Apa pendapatmu tentang apa yang telah dikatakan oleh ayahmu?”

Anak gadis: Ya Amirul Mukminin, apa yang telah disampai oleh ayahku bahwa aku adalah anak gadis, dia berkata benar. Namun apa yang ayah saya sampaikan bahwa saya sedang hamil, aku bersumpah demi Tuhan aku tidak pernah melakukan penghianatan. Ya Amiral Mukminin, anda adalah pengganti Rasulullah saw dan pewarisnya. Tidak ada yang tersembunyi dari dirimu. Anda tahu bahwa aku tidak berbohong dalam pernyataanku. Oleh karena itu wahai engkau sang Pelepas kesulitan, hilangkanlah apa yang telah membuat hatiku berduka dan bersedih, selesaikanlah kesulitanku.

Pada saat ini Amirul Mukminin as yang berada di atas mimbar, memecahkan suasana dengan suara takbir dan berkata: “Allahu Akbar! Allahu Akbar!” Kemudia beliau as membaca ayat berikut:

“وَقُلۡ جَاۤءَ ٱلۡحَقُّ وَزَهَقَ ٱلۡبَـٰطِلُۚ إِنَّ ٱلۡبَـٰطِلَ كَانَ زَهُوقاً”

“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.”[1]

BACA JUGA:  KISAH SAIYIDUS SAJIDIN IMAM ZAINUL ABIDIN AS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra