Kemudian imam Ali as berkata: “Hukum ini telah diserahkan kepadaku.” Kemudian imam Memanggil bidan kota Kufah.
Seorang bernama Khaula’, (Lubna’) bidan para wanita Kufah datang. Imam Ali as berkata kepadanya: “Pasang sebuah tirai antara masyarakat dengan dirimu, dan lihatlah apakah anak ini sedang hamil atau tidak?”
Bidan melaksanakan perintah imam Ali as, kemudian ia keluar dan berkata: “Ya, dia masih gadis namun dalam pada itu ia sedang mengandung.”
Imam Ali as memandang kepada masyarakat dan berkata: “Wahai penduduk Kufah! Dimana pemimpin yang mengaku memiliki posisi dan maqom ku? Dimana orang yang mengaku memiliki derajat dan maqom haq, supaya ia menyelesaikan masalah ini?”
Amr bin Harits berkata dengan nada mengejek: “Masalah ini hanya akan selesai di tanganmu wahai putra Abi Thalib! Hari ini keimamahanmu akan terbukti bagi kami.”
Imam Ali as menghadap kepada ayah gadis itu dan berkata: “Wahai Abal Ghadhab, yang sedang ditimpa musibah! Bukankah anda berasal dari Damasqus?”
Ayah gadis: “Ya”
Imam: “Bukankan anda berasal dari sebuah desa bernama As’ar?”
Ayah gadis: “Ya”
Imam: “Apakah diantara kalian sekarang ini ada yang membawa es batu?”
Ayah gadis: “Es batu banyak di kota kami. Namun sekarang ini kami tidak mampu untuk membawanya ke tempat ini.”
Imam: Antara kota kami dan kota kalian berjarak dua ratus lima puluh farsang.”
Ayah gadis: “Ya, wahai tuanku.”
Imam: Wahai penduduk! Sekarang lihat dan perhatikanlah apa yang telah Tuhan berikan dari ilmu nubuwah (kenabian) kepada Ali.” Ilmu yang Allah swt dan rasulNya telah limpahkan kepadanya dari ilmu Tuhan (ilmu ladunni).”
Ammar mengatakan: Amirul Mukminin Ali as mengulurkan tangannya yang sedang berada di atas mimbar masjid Kufah dan beliau membawa sepotong es batu dimana tetesan air masih menetes darinya. Pada saat itu masyarakat Kufar berteriak-teriak dan gelombang teriakan mereka memenuhi seluruh sudut masjid. Imam Ali as menghadap ke arah penduduk dan berkata: “Tenanglah! Jika aku mau, aku bisa menghadirkan gunung es.”
Kemudian imam berkata kepada bidan Kufah: Ambillah potongan es batu ini dan Bersama anak gadis itu keluarlah dari masjid. Kemudian letakkanlah sebuh baskom dibawahnya dan letakkanlah potongan es batu ini di dekat rahimnya, maka akan keluar darinya seokor lintah dimana beratnya seukuran lima puluh tujuh mitsqal dan dua daniq.”[2]
Bidan mengambil potongan es batu tersebut dan keluar dari masjid Bersama anak gadis itu. Kemudian ia menyediakan baskom dan melaksanakan seperti apa yang diperintahkan imam Ali as. Tiba-tiba jatuhlah seekor lintah besar ke dalam baskom itu dan ia pun menimbang lintah tersebut dan benar beratnya seukuran yang telah dikatakan oleh imam Ali as.
Bidan dan anak gadis Kembali masuk ke masjid dan meletakkan lintah itu di tanah di hadapan imam Ali as. Imam bertanya: Apakah anda telah menimbangnya?
Bidan: “Ya, dan beratnya lima puluh tujuh mitsqal dan dua daniq.”
Amirul Mukminin Ali as berkata: “Ya.” dan kemudia beliau membacakan ayat berikut:
“Dan sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan.”[3]
Kemudian imam Ali as berkata: Ya abal Ghadhab, putrimu tidak berzina, Ketika dia berusia sepuluh tahun di suatu tempat ia masuk ke dalam air dan sejak saat itu lintah ini masuk kedalam rahimnya. Dan sejak saat itu sampai sekarang lintah ini tinggal dan hidup di dalam rahimnya dan menjadi besar.”
Kemudian ayah gadis itu bangkit berdiri dan berkata: “Aku bersaksi bahwa anda mengetahui apa-apa yang berada di dalam rahim dan mengetahui yang ghaib-ghaib.”[4]
Mereka menelusuri Lorong-lorong Karbala sampai akhirnya sampai di luar kota Karbala. Mereka sampai disebuah gubuk. Di depan pintu gubuk itu ia berkata: “Disini adalah rumahku. Besok pagi setelah terbit fajar, anda dan saya akan bertemu di sini.” Kemudian ia masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Marhum syekh berkata: “Saya keheranan. Ya Tuhan anak muda …
بسم الله الرحمن الرحيم اللهم صل على محمد و آل محمد و عجل فرجهم Ammar Yasir menuturkan: Saya berada Bersama Amirul Mukminin Ali as. Pada saat itu kami sedang melalui sebuah wilayah bernama Nakhilah -yang berada sekitar dua farsang kota Kufah- Tiba-tiba lima puluh orang Yahudi keluar dari kota Nakhilah dan mereka berkata: “Apakah anda …
Imam Ali berkata: Tanyakanlah apa yang ingin anda tanyakan. Aku adalah harta karun orang-orang yang ditimpa kesedihan, aku dikenal dengan budi pekerti yang luhur. Akulah penupang bumi yang keras ini, dan atas perintahku angin bertiup dan hujan turun, akulah yang telah disifati di dalam setiap kitab, aku adalah Thur dan dalil-dalil. Aku adalah Qof dan …
Amr bin Umayah berkata kepada salah satu pendeta bawahan: “Lihatlah kepada bintang-bintang langit yang menjadi petunjuk kita di perjalanan-perjalanan dan tanda-tanda musim dingin dan musim panas kita!” Jika batu-batu tersebut terlempar dari tempatnya, maka ketahuilah bahwa telah tiba masa kebinasaan kita semua dan kebinasaan segala sesuatu. Namu jika bintang-bintang itu tetap berada di tempatnya dan …
بسم الله الرحمن الرحيم اللهم صل على محمد وآل محمد IMAM ALI (ALAIHI SALAM) DAN SERIBU KEPENG EMAS Dikisahkan didalam kitab “fadhilah Ali bin Abi Thalib”: Dikota kufah, terdapat seorang pedagang yang bernama Abu Ja’far, dimana dalam mencari nafkah dan pekerjaannya memiliki cara dan metode yang sangat menarik dan baik, bahwa dalam berniaga dia tidak …