بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد و آل محمد
Seorang wanita banyak mengarang cerita bohong tentang tetangganya. Dan iapun mulai menyebarkan cerita dan rumor tersebut. Tak seberapa lama, semua orang-orang disekitarnya mendengar dan mengetahui rumor tersebut. Dan orang yang digunjingi itu mengalami cedera dan terluka. Ia mendapat banyak kesulitan akibat dari rumor tersebut.
Setelah waktu berlalu dan si perempuan penyebar rumor tersebut menyadari bahwa cerita yang dibuatnya adalah bohong dan setelah melihat penderitaan yang dialami tetangganya akibat perbuatannya, iapun menyesalinya. Maka ia pergi kepada orang bijak untuk minta tolong dan menanyakan solusi atau jalan keluar untuk memperbaiki keadaan itu.
Orang bijak itu berkata kepadanya: Pergilah ke pasar, dan belilah seekor ayam dan sembelilah. Kemudian bulu-bulunya kamu tebar satu persatu di daerah dan di dekat kamu tinggal. Perempuan itu merasa heran dengan saran orang bijak tersebut. Tetapi ia melaksanakan sarannya.
Keesokan harinya, orang bijak berkata kepada siperempuan: Sekarang, pergilah dan kumpulkan bulu-bulu ayam itu dan bawa kemari. Perempuan itu pergi, akan tetapi ia tidak menemukan bulu ayam-bulu ayam tersebut kecuali empat helai.
Orang bijak itu dalam menjawab keheranan si perempuan itu berkata: Menebarkan bulu-bulu ayam sangatlah mudah, tetapi mengumpulkannya kembali tidak semudah itu. Begitu juga dengan rumor yang telah kamu buat, dan telah terjadi dengan sebegitu mudahnya. Tetapi tidak mungkin diperbaiki dengan sempurna.
Rasulullah saww bersabda: Pada malam mi’roj, Saya melihat sekelompok masyarakat yang mencakar-cakar wajah-wajah mereka. Saya bertanya kepada Jibril al-Amin. Wahai Jibril! Siapakah mereka? Jibril menjawab: Mereka adalah orang-orang yang suka mengunjing orang dan menghilangkan harga dirinya.[1]
[1] – Tanbihul Khawathir, jld 1, hal 115