Imam dalam menjawab mengatakan: Pada saat Khadijah as menikah dengan Rasulullah saww, para wanita Quraisy menjauhi Khadijah (karena kebencian dan permusuhan dengan Nabi saww) dan mereka meninggalkan Khadijah sendirian. Mereka tidak mendatanginya, dan tidak memberi salam kepadanya. Bahkan mereka tidak mengijinkan seorang wanitapu menghubunginya.
Khadijah merasa ketakutan dan iapun sangat sedih dan kebingungan jangan sampai karena dendam yang sangat dalam, mereka mencelakai Nabi saww. Pada saat Khadijah mengandung Fathimah, Fathimah as di dalam rahimnya berbicara dengannya dan menghiburnya dan mengajaknya untuk bersabar dan beristiqomah.
Khadijah menyembunyikan masalah ini dari Rasulullah saww. Suatu hari Nabi saww memasuki rumah dan mendengar Khadijah sedang berbincang-bincang dengan Fathimah as, Rasulullah bertanya kepada Khadijah: Kamu berbicara dengan siapa?
Khadijah as menjawab: Anak yang berada di dalam rahimku berbicara denganku dan menjadi teman dalam kesendirianku.
Rasulullah saww bersabda: Wahai Khadijah, Jibril memberi kabar kepadaku, anak itu perempuan. Dia adalah keturunan yang suci dan penuh berkah. Dan Tuhan menjadikan keturunanku darinya. Dan Para Imam as akan berasal dari keturunannya dimana setelah Tuhan memutus wahyuNya, akan menjadikan mereka para khalifah dan para pengganti RasulNya saww.
Demikianlah Hadhrat Khadijah melalui masa-masa kehamilannya sampai masa-masa kelahiran Fathimah semakin dekat.
PERISTIWA KELAHIRAN HADHRAT ZAHRA as
Imam Shadiq as dalam penjelasannya melanjutkan: Pada saat masa-masa kelahiran Fathimah as sudah semakin dekat, Khadijah mengirim pesan kepada para wanita Quraisy dan bani Hasyim untuk bersiap-siap membantuku dalam melahirkan. Sebagaimana kebiasaan para wanita bahwa mereka pada masa-masa seperti ini saling membantu satu sama lain. Tetapi para wanita Quraisy dan bani Hasyim itu menolah untuk membantunya dan mengirimkan pesan: kamu tidak mendengarkan kata-kata kami dan menikah dengan Muhammad saww anak yatim Abu Thalib yang fakir itu. Oleh karena itu kami tidak akan datang. Dan kami tidak akan pernah membantumu.
Khadijah as menjadi sedih karena pesan tersebut (tetapi Tuhan tidak membiarkannya terasing dan sendirian). Tiba-tiba ia melihat empat orang wanita bersahaja dan berperawakan tinggi semampai yang mirip dengan para wanita bani Hasyim, menghampiri Khadijah as.