بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد آل محمد و عجل فرجهم
Hari-hari terakhir dari kehidupan Nabi saww adalah fase-fase yang sangat peka dan sensitif di dalam sejarah Islam. Islam dan umat Islam pada hari-hari tersebut sedang melalui masa-masa yang menakutkan dan menegangkan. Penentangan terang-terangan sebagian dari shahabat dan menolak untuk ikut serta di dalam pasukan Usamah, mengisahkan sebuah mata rantai kegiatan dan aktifitas bawah tanah dan keputusan mereka yang serius, dimana setelah wafatnya Nabi saww mereka hendak merampas pemerintahan dan kepemimpinan dan urusan-urusan sosial politik umat Islam. Dan meninggalkan pengganti Nabi saww yang sah dan resmi dan yang telah diangkat dan disahkan serta diresmikan pada hari hari Ghadir.
Secara global, Rasulullah saww pun telah mengetahui niat-niat mereka. Oleh karena itu untuk meredam dan menghentikan kegiatan mereka, Nabi saww memaksa dan mendesak supaya seluruh tokoh-tokoh shahabat ikut serta di dalam pasukan Usamah dan secepatnya meninggalkan kota Madinah untuk berperang melawan pasukan Romawi. Namun para pemeran kancah politik, untuk memerankan peran merekan dengan berbagai macam alasan udzur untuk ikut serta di dalam pasukan tersebut dan bahkan mereka mencegah pasukan untuk bergerak sampai pada hari dimana Rasulullah saww meninggal dunia. Dan pada akhirnya setelah lima belas hari berhenti dan menunggu, mereka kembali lagi ke Madinah karena tersebarnya berita wafatnya Nabi saww. Apa yang dimaksudkan Nabi saww tidak terlaksana, bahwasanya pada hari wafat beliau kota Madinah kosong dari para politikus dan pengganggu –yang mungkin akan melakukan pergerakan menentang pengganti dan khalifah langsung dan tanpa jedah waktu Nabi saww-. Mereka tidak hanya tidak meninggalkan kota Madinah, bahkan mereka berusaha mencegah segala macam jenis kegiatan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengokohan posisi imam Ali as sebagai washi langsung beliau saww. Dan dengan berbagai macam alasan mengurungkan Nabi saww dari percakapan dan membicarakan tentang masalah ini.
Rasulullah saww mengetahui dari gerak-gerik sebagian dari putri-putri mereka yang menyakitkan dan aktifitas mereka yang sembunyi-sembunyi, dimana mereka adalah istri-istri beliau saww sendiri. Dan dalam keadaan demam tinggi, Nabi saww pergi ke Masjid dan berdiri di sisi mimbar dan dengan suara lantang sehingga suaranya terdengar sampai keluar, Rasulullah saww bersabda:
أيها الناس سعرت النار، وأقبلت الفتن كقطع الليل المظلم، إنّي والله ما تمسكون عليّ بشيء، إنّي لم أحلّ إلاّ ما أحلّ القرآن ولم اُحرّم إلاّ ما حرّم القرآن.[1]
“Wahai manusia, Api fitnah telah berkobar. Fitnah bak sebagian dari malam yang gelap telah tiba. Dan Kalian tidak punya dalih sama sekali untuk menentangku. Saya tidak menghalalkan kecuali apa-apa yang telah dihalalkan oleh al-Qur’an dan tidak mengharamkan kecuali apa-apa yang telah diharamkan al-Qur’an.”