بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد و آل محمد و عجل فرجهم
MUBAHALAH
Daerah bagian Najran yang tenang dengan tujuh puluh desa daerah bawahannya, terletak di daerah perbatasan Hijaz dan Yaman. Pada permulaan munculnya Islam, wilayah ini satu-satunya wilayah Hijaz yang penduduknya menganut agama nabi Isa (Masihi), Dimana karena berbagai macam alasan mereka berpaling dari menyembah berhala dan menganut agama Masihi (Nashrani).[1]
Rasulullah secara bersamaan menulis surat kepada para pemimpin pemerintahan dan pusat-pusat keagamaan di seluruh dunia. Tak ketinggalan juga Nabi saww menulis surat kepada uskup Najran[2] (Abu Haritsah). Dalam surat tersebut rasulullah mengajak penduduk Najran kepada agama Islam. Dan Inilah isi Surat Nabi saww kepada penduduk Najran:
Dengan nama Tuhannya Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. (Ini adalah surat) dari Muhammad Rasulullah saww kepada uskup Najran: “Segala puja dan puji syukur kepada Tuhannya Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub. Dan saya mengajak kalian semua untuk meninggalkan menyembah makhlukNya dan beralih menyembah-hamba Allah swt kepada menyembah Tuhan. Dak keluar dari wilayah hamba-hamba Allah swt dan masuk kepada wilayah Tuhan. Dan jika kalian tidak menerima ajakanku, maka harus membayar jaziyah (pajak) kepada pemerintahan Islam (sebagai ganti dari nilai tersebut, jiwa dan harta kalian akan dibela) dan jika tidak demikian maka kami akan mengumumkan tanda bahaya bagi kalian.[3]
Dan sebagian referensi sejarah Syia’ah menambahkan bahwa Rasulullah saww ayat yang bersangkutan tersebut yaitu ayat 64 dari surat Ali ‘Imran yang berbunyi:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ
“ Katakanlah (wahai Muhammad), “Wahai ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu…” juga ditulis untuk ahlul kita yang telah di ajak kepada menyembah kepada Tuhan yang Maha Esa semua.[4]
Orang-orang utusan Nabi saww telah memasuki Najran. Mereka memberika surat Rasulullah saww kepada uskup Najran. Ia membaca surat Nabi saww dengan seksama dan teliti. Dan untuk memutuskan ia mengadakan majlis musyawarah yang terdiri dari tokoh-tokoh agama dan non agama (tokoh masyarakat). Salah seorang peserta musyawarah yang hadir bernama (Syarhabil). Ia dikenal memiliki akal dan kecerdasan serta keterampilah yang sempurna. Dalam menjawab pertanyaan uskup ia menjawab sebagai berikut: Informasiku tentang masalah keagamaan sangat tidak sebarapa. Oleh karena itu saya tidak berhak mengajukan pendapat. Namun jika anda bermusyawarah denganku selain dalam masalah ini, maka aku akan mampu memberikan beberapa jalan keluar kepadamu.