NABI ISMAIL AS

NABI ISMAIL AS

Allah juga ingin menguji Ibrahim dalam hal Ismail as. Suatu ujian yang manusia terbesar dan terkuat tak kan mampu menghadapinya. Dan ujian tersebut adalah Ibrahim meletakkah pisau dengan tangannya sendiri di leher putranya dan mengorbankannya di jalan Tuhan. Walaupun melaksanakan dan menjalankan perintah itu suatu hal yang sangat sulit. Namun bagi Ibrahim yang sudah menjadi pahlawan dalam berpasrah diri kepadaNya merupakan suatu hal yang mudah. Peristiwa sebenarnya adalah: suatu hari Ismail yang sudah berubah menjadi seorang pemuda yang tampan dan kuat kembali dari berburu. Pandangan nabi Ibrahim tertuju pada ketampanan wajah Ismail. Kasih sayang seorang ayah muncul tatkala menyaksikan seorang anak semacam Ismail. Kecintaan terhadap Ismail telah menempati lubuk hatinya. Allah ingin menguji Ibrahim as dalam hal perasaah cinta yang sangat dalam itu.

Hari telah berubah menjadi malam. Ibrahim di dalam tidurnya bermimpi bahwa Allah swt memerintahkan Ibrahim untuk menjadikan Ismail as sebagai qurban.

Ibrahimpun tengelam dalam pikirannya. Apakah mimpi tersebut mimpi Rahmani? Malam berikutnyapun ia bermimpi hal yang sama dengan malam sebelumnya. Mimpi itu juga beliau lihat pada malam ketiga. Oleh karena itu beliaupun yakin bahwa mimpi tersebut adalah mimpi Rahmani (wahyu). Dan bukan sebuah was-was.

Nabi Ibrahim berada disebuah jalan persimpangan yang sangat berbahaya. Kini saatnya untuk memilih, jalan mana yang harus ia ambil. Jalan Tuhan atau jalan Nafsu? Selama ini beliau senantiasa meletakkan jalan Tuhan di atas segalanya. Disinipun demikian, walaupun merupakan hal yang sangat sulit. Beliaupun memilih jalan menuju Tuhan. Walaupun di perjalanan bisikan syetan tidak memberinya aman. Syetan selalui mewas-wasinya misalnya ia berkata: Ini adalah mimpi Syetan dan atau jauh dari akal sehat bahwa seorang manusia harus membunuh anak mudanya dan lain sebagainya…

BACA JUGA:  PENGADILAN IMAM ALI AS

Di dalam sejarah Ibrahim adalah penghancur berhala. Kini menjadi penghancur iblis. Ia melakukan jihad akbar. Dengan keputusan yang pasti dan kuat iapun telah siap untuk mengurbankan Ismail di jalan Allah swt. Karena ibadah haji yang agung memerlukan qurban, memerlukan perjuangan dan pengorbanan, memerlukan pembunuhan hawa nafsu dan pembunuhan iblis. Sehingga insan menemukan pemahaman hakikat dan yang senyatanya yang disahkan dan diterima.

Pertama nabi Ibrahim menyampaikan hal ini kepada ibu Ismail yaitu siti Hajar.[15] Nabi Ibrahim berkata: Pakaikan pakaian yang bersih kepada putraku Ismail. Sisirlah rambutnya. Aku akan membawanya kepada seorang teman. Dan Hajar mematuhinya.

Ketika hendak pergi, Ibrahim berkata kepada siti Hajar: Berikan aku sebilah pisau dan tali. Siti Hajar berkata: Anda hendak pergi menjumpai teman. Pisau dan tali untuk apa?

Ibrahim berkata: Mungkin mereka membawa kambing qurban. Maka aku akan memerlukan pisau dan tali. Siti Hajar memberikan tali dan pisau. Dan Ibrahimpun pergi bersama Ismail ketempat melaksanakan qurban.

PERLAWANAN IBRAHIM, ISMAIL DAN SITI HAJAR DALAM MENGHADAPI BISIKAN-BISIKAN SYETAN

Syetan menjelma sebagai seorang laki-laki tua datang kepada siti Hajar. Dan berkata dengan penuh belas kasihan dan nasihat: Apakah kamu mengetahui Ibrahim membawa Ismail kemana?

Siti Hajar menjawab: Mengunjungi teman.

Syetan berkata: Ibrahim membawa Ismail hendak membunuhnya.

Siti Hajar berkata: Ayah yang mana yang mau membunuh putranya? Khususnya seorang ayah seperti Ibrahim? Dan seorang putra seperti Ismail?

Syetan berkata: kata Ibrahim, Tuhan yang memerintahkan.

Siti Hajar berkata: Seribu jiwa saya dan Ismail menjadi tebusan di Jalan Tuhan. Seandainya aku memiliki seribu orang anak, maka aku akan mengurbankan semuanya di Jalan Allah. (Dinukilkan siti Hajar mengambil beberapa kerikil dari tanah dan melemparkannya kepada Syetan dan mengusirnya menjauh dari dirinya).

BACA JUGA:  KISAH IMAM ALI AS MENGHIDUPKAN ORANG MATI

Ketika Syetan telah putus asa dari siti Hajar, ia menjelma sebagai orang laki-laki tua datang kepada Ibrahim as dan berkata: Wahai Ibrahim, Jangan bunuh anakmu. Mimpi itu adalah mimpi syetan. Ibrahim dengan kemantapan hati memandang laki-laki jelmaan syetan tersebut dan berkata: Wahai yang terkutuk, yang syetan itu adalah kamu.

Syetan bertanya: Wahai Ibrahim, apakah kamu tega anak kesayanganmu kamu jadikan qurban? Ibrahim berkata: Demi Tuhan, Jika aku memiliki anak sebanyak penduduk bumi di timur dan di barat, dan Tuhan memerintahkan untuk mengorbankan mereka semua di jalanNya, maka aku akan tunduk pada perintahNya (dinukilkan bahwa dengan melemparkan beberapa batu ke arahnya, ibrahim mengusir dan menjauhkan syetan dari dirinya).

Syetan putus asa terhadap Ibrahim. Dan dengan wajah tersebut datang kepada Ismail dan berkata: Wahai Ismail, ayahmu membawamu untuk dibunuh. Ismail bertanya: Mengapa? Syetan berkata: katanya, diperintah Tuhan. Ismail berkata: Jika perintah Tuhan, maka harus dipatuhi dan ditaati. Ismail mengambil beberapa batu dan dengan batu tersebut ia menyerang syetan, dan mengusirnya menjauh dari dirinya.[16]

IBRAHIN DAN ISMAIL DI TEMPAT QURBAN

Ibrahim membawa putra kesayangannya, buah hatinya, hasil dari seabat deritanya yaitu Ismail dimana lebih disayangi dari jiwanya sendiri ke tempat Qurban di Mina. Ia berkata kepada Ismail: anakku, aku bermimpi bahwa aku harus menjadikanmu Qurban.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra