NABI ISMAIL AS

NABI ISMAIL AS

Ismail juga sangat sayang terhadap ibunya. Dan ia melaksanakan tanggung jawab dan kewajibannya kepada ibunya. Ketika sang ibu meninggal duni, ia dikebumikan di samping Ka’bah. Dan disekelilingnya ia membangun sebuah tembok kecil. Sehingga kaki orang-orang yang sedang melakukan thawaf tidak menginjak kuburan Hajar sehingga tidak hormat padanya.[10] Dan perbuatan itu berlangsung hingga sekarang. Dan kini dibangun tembok yang lebih besar dari batu marmer. Dan orang-orang yang melaksanakan ibadah haji melakukan thawaf dari luar tembok. Dengan demikian kenangan cinta ibu Ismail hidup tetap terjaga sampai sekarang.

MEMBANGUN KEMBALI KA’BAH DENGAN BANTUAN ISMAIL AS

Ka’bah adalah tempat penyembahan Tuhan yang pertama yang dibangun pada jaman nabi Adam. Dan dibangun oleh nabi Adam sendiri[11]. Kemudian rumah itu hancur karena topan nabi Nuh as. Dan lahiriah bangunan itu sudah lenyap. Namun nabi Ibrahim as mengetahui bahwa tempat rumah Ka’bah berada di wilayah Mekah[12]. Oleh karena itu ia sangat berupaya melaksanakan perintah Tuhan untuk membangun kembali Baitullah tersebut. Ini dari satu sisi dan dari sisi yang lain adalah dengan tinggalnya Ismail dan Hajar di wilayah Mekah dan munculnya mata air zamzam dan berbagai kabilah telah berdatangan ke tempat tersebut, suatu hal yang lumrah jika masyarakat tempat tersebut perlu kepada adanya suatu agama dan undang-undang atau aturan serta adanya pemimpin. Akar dari dasar suatu aturan dan pemimpin yang baik dan menjalankan undang-undang adalah menyembah dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha  Esa. Kami menyimpulkan bahwa wilayah ini memerlukan tempat peribadatan. Supaya mereka yang datang ke tempat itu di waktu-waktu yang khusus dan melakukan peribadatan kepada Allah swt. Dan tempat ibadah itu menjadi tempat belajar dan mengajar bagi mereka.

BACA JUGA:  IMAM ALI AS DAN PENDETA NASHRANI

Dan betapa bagusnya tempat peribadatan tersebut dibangun oleh kedua tangan nabi Ibrahim sendiri. Tata cara dan ritualnya ditentukan dan berdasarkan bimbingan laki-laki agung tersebut.

Ibrahim memohon petunjuk kepada Allah untuk menunjukkan tempat Ka’bah itu. Jibril turun kebumi dengan perintah Tuhan. Dan menggaris tempat Ka’bah yang lalu. Kemudian Ibrahimpun telah siap untuk membangun kembali bangunan Ka’bah. Ismail mengangkut batu dari padang pasir dan Ibrahim membuat tembok Ka’bah. Dengan demikian tembok Ka’bah menjulang tinggi sampai 9 dzira’. Kemudian Ibrahim menutup atapnya dengan kayu-kayu.

Tentang Hajar Aswat (batu hitam) yang dibawa dari Surga pada jaman nabi Adam dan berada di samping gunung Abu Qabis. Nabi Ibrahim menemukan batu tersebut dengan bimbingan Tuhan. Dan dengan bantuan Ismail beliau membawa batu tersebut dan meletakkannya ditempat semula yaitu ditempatnya yang sekarang ini. Nabi Ibrahim meletakkan dua pintu di dinding Ka’bah. Satu pintu menghadap dan terbuka ke arah barat, satu lagi menghadap dan terbuka ke arah timur.

Di dalam al-Qur an dikatakan bahwa setelah dinding Ka’bah meninggi dan pekerjaan membangun Ka’bah telah selesai, mereka berdoa sebagai berikut:

  • Ya Allah terimalah amal ini dari kami
  • Ya Allah jadikanlah kami dan anak cucu kami orang-orang yang berserah diri kepadaMu
  • Tunjukkanlah kepada kami cara beribadah kepadaMu
  • Terimalah taubat kami
  • Ya Allah utuslah di tengah-tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayatmu dan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka.

Dengan demikian Ibrahim dengan bantuan Ismail telah malaksanakan pekerjaannya dengan sempurna. Dan doa-doa yang penuh makna telah menyempurnakan pekerjaan besar ini.

TUJUAN MEMBANGUN KA’BAH

BACA JUGA:  PENGADILAN IMAM ALI AS

Ini adalah tahap Mukadimah dan lahiriah dari bangunan Ka’bah. Namun yang penting adalah tujuan dari membangun bangunan ini dimana segala jerih payah dan derita yang telah dialaminya adalah demi tujuan itu. Tujuan dari membangun Ka’bah adalah merupakan perantara untuk menyelamatkan umat manusia dari menyembah berhala dan khurafa-khurafat serta menarik mereka kepada Tauhid dan menyembah Tuhan yang Esa. Tujuannya adalah menjadikan tempat tersebut sebagai pusat dan pangkalan Tauhid. Dan masyarakat diajar dan dididik di dalam kelas-kelas di pangkalan tersebut. Dan menghadap kepada Allah dalam setiap sisi kehidupan. Sebagaimana tujuan tersebut nampak jelas di dalam doa-doa nabi Ibrahim di atas. Khususnya doa yang kelima dimana mengisyarahkan kepada supaya Tuhan mengirimkan Nabi besar Muhammad saww. Sehingga beliau saww dari pangkalan dan benteng Tauhid ini mengajak masyarakat kepada Tauhid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra