PERISTIWA KESYAHIDAN IMAM ALI AS

PERISTIWA KESYAHIDAN IMAM ALI AS

7 – PENANGKAPAN IBNU MULJAM OLEH IMAM ALI SENDIRI DAN PESAN IMAM ALI AS TENTANG HAK IBNU MULJAM.

Di dalam kitab Qurbul Asnad dinukil dari imam Baqir as dimana beliau mengatakan: Ayahku berkata: Hadhrat Ali as keluar rumah dan menuju masjid dan membangunkan masyarakat untuk melaksanakan shalat shubuh. Pada saat itulah Abdurahman bin Muljam tiba-tiba menyerang imam Ali as dan memukulkan pedangnya di atas kepala imam Ali as dan terjatuh di lututnya. Pada saat itu juga –dalam keadaan terluka- imam as langsung menangkap tangan ibnu Muljam dan mempertahankannya sampai masyarakat berdatangan dan menangkap ibnu Muljam.

Kemudian imam Ali as pingsan dan dibawa kerumahnya. Ketika imam Ali as telah sadar dari pingsan, imam Ali as berkata kepada imam Hasan as dan imam Husein as: Penjarakanlah tawanan ini (ibnu Muljam). Berilah dia makan dan minum dan perlakukan dia dengan baik. Jika saya sembuh dari luka ini dan aku tetap hidup, saya sendiri tahu apa yang harus saya lakukan kepadanya. Jika aku menghendaki, aku bisa meminta fidiah kepadanya dan membebaskan dia. Dan jika aku mau aku bisa memaafkannya dan jika aku mau aku bisa mushalahah berdamai dengannya. Dan jika aku meninggal, wewenang tentangnya berada ditangan kalian. Jika kalian menghendaki untuk membunuhnya, maka lakukan sebagaimana yang ia lakukan (jangan melakukan mutslah yaitu memotong anggota tubuh).

8 – PERTEMUAN ASHBAGH BIN NUBATAH DENGAN IMAM ALI AS

Ibnu Syadzan menukil dari Ashbagh bin Nubatah: Ketika Amirul Mukminin Ali as terbaring karena tebasan ibnu Muljam, masyarakat mendatangi rumahnya dan berkumpul serta menunggu hukuman i’dam untuk ibnu Muljam.

Imam Hasan as keluar dari rumah dan berkata kepada masyarakat: Wahai masyarakat, ayahku berwasiat bahwa aku harus menunda urusan ibnu Muljam sampai beliau meninggal. Jika beliau meninggal, ibnu muljam berada dalam ihtiar kami, kalau tidak beliau sendiri yang akan memutuskannya. Karena itu kembalilah ke rumah-rumah kalian. Semoga Tuhan merahmati kalian.

BACA JUGA:  TERAGEDI KESYAHIDAN HADHRAT FATHIMAH AS

Ashbagh bin Nubatah (salah seorang sahabat dan pecinta imam Ali as) mengatakan: Masyarakat bubar dan saya tetap tinggal di sana.

Imam Hasan as keluar dari rumah Ketika beliau mellihatku, beliau berkata: Wahai Ashbagh, apakah anda tidak mendengar pesan ayahku yang telah saya sampaikan?

Saya berkata: saya telah mendengarnya. Tetapi aku melihat keadaannya yang menyedihkan. Aku sangat ingin menemuinya, dan mendengar sebuah hadits, Semoga Tuhan mengampunimu, mintalah ijin untukku kepada beliau supaya aku bisa menghadap beliau.

Imam Hasan as masuk ke dalam rumah dan menceritakan peristiwa itu kepada ayahandanya dan imam Ali as memberinya ijin. Tak lama kemudian imam Hasan as keluar kembali dan berkata kepadaku: Masuklah ke dalam rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra