PERISTIWA KESYAHIDAN IMAM ALI AS

PERISTIWA KESYAHIDAN IMAM ALI AS

Beliau berkata: Ashbagh, suatu hari Rasulullah saww melewati sebuah lorong di kota Madinah. Beliau melihatku, dimana saat itu aku sedang bersedih. Dan tanda-tanda kesedihan terlihat di wajahku. Beliau bersabda: Wahai Abal Hasan, Aku melihatmu sedang bersedih. Apakah kamu mau mendengar sebuah hadits yang akan membuatmu tidak akan pernah bersedih lagi?

Saya menjawab: ya, ya Rasulullah.

Beliau bersabda: Pada hari kebangkitan hari kiamat, Allah akan meletakkan mimbar yang lebih tinggi dari mimbar-mimbar para nabi dan para Syuhadak. Kemudian Allah akan memerintahku untuk naik ke mimbar itu, Kemudia Allah akan memerintahmu untuk naik ke atas mimbar itu, Dan kamu akan menempati satu tangga dibawah tempat aku berada. Kemudian Allah akan memerintahkan dua malaikat dimana masing dari mereka duduk satu tangga dibawah kamu berada. Ketika kita duduk di tempat kita masing-masing, seluruh umat masa lalu dan masa depan akan dihadirkan. Kemudian malaikat yang duduk satu tangga dibawahmu akan berteriak: Ayuhannas… Barang siapa mengenalku, maka aku tidak perlu memperkenalkan diriku kepadanya, dan barang siapa tidak mengenalku, aku akan memperkenalkan diri kepadanya. Aku adalah Ridhwan penjaga Surga. Ketahuilah bahwa Allah telah memerintahkanku dengan penuh kenikmatan, fadhilah/keutamaan, kemurahan dan keagunganNya, untuk memberikan kunci-kunci surga kepada Muhammad dan keluarganya. Dan Muhammad saww memerintahkanku untuk memberikan kunci-kunci itu kepada Ali as. Bersaksilah bahwa aku telah melaksanakan tugasku.

Kemudian malaikat yang duduk satu tangga di bawah malaikat yang pertama bangkit dan berteriak sedemikian rupa dimana seluruh penghuni mahsyar mendengar suaranya. Dia akan berkata: Ayuhannas… barang siapa telah mengenalku, maka aku tidak perlu memperkenalkan diri kepadanya. Dan barang siapa tidak mengenalku, maka aku akan memperkenalkan diri kepadanya: Aku adalah Malik, penjaga Neraka. Ketahuilah bahwa Allah swt telah memerintahku dengan seluruh nikmat, fadhilah, kemurahan dan keagunganNya, untuk memberikan kunci-kunci Neraka kepada Muhammad saww dan Muhammad memerintahku untuk menyerahkan kunci-kunci tersebut kepada Ali as. Bersaksilah bahwa aku telah melaksanakan tugasku. Kemudian aku menerima kunci Surga dan Neraka itu.

BACA JUGA:  HARI LAHIR RASULULLAH SAWW

Kemudian Rasulullah saww bersabda: Ya Ali kamu akan berpegangan kepada bajuku dan Ahlulbait (para imam makshum as) akan berpegangan kepada bajumu. Dan Syiah-Syiahmu akan berpegangan kepada baju mereka.

Imam Ali as menambahkan: Ketika perkataan Rasulullah saww sampai di sini, aku menepuk punggung tanganku dan berkata: ya Rasulullah, Apakah setelah itu kita akan pergi ke Surga?

Rasulullah menjawab: Aku bersumpah demi Tuhan pengatur Ka’bah, ya.

Ashbagh berkata: Setelah dua hadits di atas, aku tidak mendengar hadits lain dari maula Amirul Mukminin Ali as. Dan imam Ali as pun Syahid. -Salawat dan salam Untuknya-

11 – PANDANGAN TABIB

Abul Faraj (ahli sejarah ternama) menulis: Para tabib dan dokter Kufah dikumpulkan untuk mengobati imam Ali as. Tak seorangpun dari mereka dalam mengobati luka di kepala imam Ali as yang memiliki kemampuan melebihi Atsir bin Amr bin Hani. Dia adalah tabib mempuni dan mahir memiliki posisi dan kemampuan dalam mengobati luka-luka. Ia adalah salah seorang dari empat puluh laki-laki yang ditawan oleh Khalid bin Walid di Ainun Nahr (kota yang terletak disebelah barat pada pasir Furat).

Atsir bin Amr datang ke pembaringan imam Ali as. Ia memeriksa luka di kepala imam Ali as. Ia meminta paru-paru kambing yang masih segar dan panas. Mereka memberikan paru-paru yang ia minta. Ia mengeluarkan satu urat dari paru-paru itu, dan meletakkan urat tersebut di dalam luka imam Ali as dan kemudian ia meniupnya. Setelah itu ia mengeluarkannya dan melihatnya. Ia melihat keputihan bagian dari otak melekat di urat tersebut. Lalu ia berkata: Ya Amiral Mukminin, sampaikanlah wasiatmu. Karena pukulan musuh Allah itu (ibnu Mulajam) sampai ke otak.

BACA JUGA:  KISAH MASJID IMAM HASAN MUJTABA as

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra