Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Ini adalah sesuatu dimana Fathimah putri Rasulullah saww wasiatkan:
- Fathimah as bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah.
- Muhammad saw adalah hamba dan rasulNya.
- Surga dan Neraka adalah haq dan tidak ada keraguan tentang hari kebangkita hari kiamat. Dan Allah swt akan membangkitkan orang-orang mati dari kubur mereka.
- Ya Ali, Aku adalah Fathimah putri Rasulullah. Allah swt telah menjadikan diriku sebagai istrimu, supaya aku menjadi milikmu di dunia dan di akherat. Anda lebih utama dan lebih dekat kepadaku dari semua orang.
حَنِطْنِي وَغَسِّلْنِي وَكَفِّنِي بِالْلَيْلِ وَصَلِّ عَلَيَّ وَادْفِنِي بِالْلَيْلِ، وًلا تُعَلِّمْ اَحَداً وَاسْتَوْدِعُكَ الله وَاقْرَءْ عَلى وُلْدِي السلام إلى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Hunutilah dan mandikanlah dan kafanilah serta shalatilah aku pada malam hari. Dan kuburkanlah aku pada malam hari. Dan Jangan beritahukan kepada siapapun. Aku menyerahkan dirimu kepada Allah swt. Dan sampaikan salamku kepada anak-anak sampai hari kiamat.
7 – PERISTIWA MEMILUKAN UPACARA MEMANDIKAN, MENGKAFANI, HADHRAT FATHIMAH DAN MENSHALATKANNYA
Ketika sudah sampai di akhir malam, imam Ali as memandikan jenazah hadhrat Zahra as. Pada saat memandikan tak seorangpun yang hadir kecuali Hasan as, Husein as, Zainab as, Ummu Kultsum dan Fidhah budak perempuan mereka serta Asma’ putri ‘Umais ra.
Dan di dalam riwayat Waraqah dikatakan: Imam Ali as berkata: “Demi Tuhan, saya yang memandikan dan mengkafani Zahra as. Saya memandikannya dari balik bajunya tanpa menanggalkan dan melepasnya dari tubuhnya. Demi Tuhan aku mendapatkannya penuh berkah, bersih dan suci. Kemudian aku menghunutinya dari sisa hunuth Rasulullah saw. Kemudian aku mengkafaninya. Ketika aku hendak mengikat tali kafan, saya memanggil: Wahai Ummu Kulstum, wahai Zainab, wahai Sakinah, wahai Fidhah, wahai Hasan dan wahai Husein!
هَلُمُّوا تَزَوَّدُوا مِنْ أُمِّكُم فَهَذا الفِرَاقُ والِلقاءُ في الجَنَّةِ
Kemarilah, ambillah berkah dari ibu kalian, perpisahan dan pertemuan ini ada di Surga.
Hasan as dan Husein as maju ke depan: Dengan merintIh ia berkata: Okh Sungguh bara penyesalah dan kesedihan yang takkan pernah padam. Tentang kepergian kakek kami Muhammad al-Musthafa saw dan ibu kami Fathimah Zahra as. Wahai ibu Hasan, wahai ibu Husein! Ketika engkau bertemu dengan kakek kami Muhammad al-Musthafa saw, sampaikanlah salam kami kepada beliau saw. Dan katakanlah kepadanya: kami menjadi yatim setelah kepergianmu.”
Amirul Mukminin Ali as berkata:
إنِي أُشْهِدّاللهَ أنَّهَا قَدْ حَنَّتْ وأَنَّتَ وَمَدَّتْ يَدَيْهَا وَضَمَّتْهُمَا إلى صَدْرِهَا مَلِيًا وَإِذًابِهَا تِفٍ مِنَ السَّمَاءِ يُنَادِي يَا أَبَا الحَسَنْ اِرْفَعْهُمَا عَنْهَا فَلَقَدْ اَبْكِيَا وَالله مَلَائكةُ السَّمَوَاتِ …
“Aku bersaksi kepada Allah bahwa Fathimah as merintih memilukan. Ia menjulurkan kedua tangannya dan untuk beberapa lama ia memeluk anak-anaknya. Tiba-tiba aku mendengar suara misterius dari langit, ya Ali! Angkatlah Hasan dan Husein as dari dada ibunya. Demi Tuhan keadaan ini telah membuat para malaikat langit menangis… “