TERAGEDI KESYAHIDAN HADHRAT FATHIMAH AS

Menurut Riwayat yang lain, hadhrat Fathimah as berkata kepada Asma’ putri ‘Umais: “Bersabarlah sebentar dan tunggulah aku. Kemudian panggilah saya, jika aku tidak menjawabmu, maka aku telah menjumpai ayahku.”

Asma’ bersabar sebentar. Kemudian ia memanggil hadhrat Fathimah as. Namun ia tidak mendengar jawaban. Ia memanggil:

يَا بِنتَ مُحَمَّدِ المُصْطَفَى، يَا بِنْتَ اَكْرَمُ مَن حَمَلَتْهُ السَماء، يَا بِنْتَ خَيْرِ مَنْ وَطَأَ الحِصَى، يَا بِنْتَ مَنْ كَانَ مِنْ رَبِّهِ قَابَ قَوْسَيْنِ اَوْ أَدْنَى

Wahai putri Muhammad al-Musthafa, Wahai putri manusia terbaik dimana langit telah mengangkatnya (Yang melakukan perjalanan di malam Hari dan melakukan mi’raj ke langit), Wahai putri terbaik orang yang menginjakkan kakinya di atas bumi, Wahai putri orang yang pada malam mi’raj mencapai posisi dan derajat kedekatan yang khas di sisi Tuhan (sedekat dua ujung busur panah atau bahkan lebid dekat lagi).

Namun Kembali ia tidak mendengar jawaban. Asma’ mengangkat kain penutup tubuh hadhrat Fathimah, tiba-tiba ia mendapatkan hadhrat fathimah as telah menjumpai Tuhannya. Karena dahsyatnya kesedihan ia menjatuhkan dirinya ke atas tubuh hadhrat Fathimah dan menciuminya sambil berkata: “Wahai Fathimah! Ketika engkau telah menjumpai ayahmu Rasulullah saw, sampaikanlah salamku kepada beliau. Kemudian ia memukul-mukul dadanya dan berlari keluar rumah.

5 – IMAM ALI AS, IMAM HASAN AS DAN IMAM HUSEIN AS DI SISI JENAZAH HADHRAT ZAHRA’ AS

Asma’ di luar rumah di tengah jalan bertemu dengan imam Hasan as dan imam Husein as. Mereka bertanya: “Dimana ibu kami?”

Asma’ tidak menjawab apapun

Kemudian mereka masuk ke dalam rumah. Mereka melihat ibu mereka berbaring menghadap ke kiblat. Husein as menggerak-gerakkan ibunya, ia menjumpai ibunya telah pergi dari dunia ini, kemudian ia menoleh kepada saudaranya dan mengucapkan duka cita: “Wahai saudaraku! Semoga Allah memberimu ganjaran kepadamu karena ibuku. (اَجَرَكَ الله فِي الوَالِدةِ)

BACA JUGA:  HARI MAB'ATS

Imam Hasan as menjatuhkan dirinya ke atas tubuh sang ibu, sambal menciumi sang ibu ia berkata: “Wahai ibuku, berbicaralah denganku sebelum jiwaku lepas dari badanku.”

Husein as maju dan menciumi kedua kaki ibunya dan berkata: “Ibu… aku adalah putramu Husein, berbicaralah denganku sebelum jantungku pecah dan mati.”

Asma’ berkata kepada Hasan as dan Husein as: “Wahai putra-putra Rasulullah saw, Pergilah kepada ayahmu dan beritahukan tentang kepergian ibu kalian kepada beliau.”

Imam Hasan as dan imam Husein as keluar rumah seraya berteriak:

يَا مُحَمَّداه! يَا اَحْمَداه! اَلْيَوْمُ جُدًّ دَلَنَا مَوْتُكَ اًذْ ماتَتْ اُمُّنا

“Okh ya Muhammad! Okh ya Ahmad (shallallahu alaihi wa aalihi) Hari ini kepergianmu telah memperbaharui musibah kami. Karena ibu kami telah meninggal dunia.”

Kemudian mereka berdua pergi menghampiri ayahnya yang sedang berada di Masjid. Dan memberitahukan kepergian ibu mereka kepadanya.

Imam Ali as sangat sedih mendengar berita menyedihkan tersebut sehingga tak disadari ia terjatuh ke atas tanah. Mereka memercikkan air di wajahnya sampai keadaannya membaik, seraya berkata:

بِمَنْ الْعَزاءِ يَا بِنْتَ مُحَمَّدٍ كُنْتُ بِكَ اَتَعَزِّي فَفِيمَ الْعَزاءَ مِنْ بَعْدِكَ

“Wahai putri Muhammad, kepada siapa saya harus mengucapkan duka cita tentang dirimu. Selama kamu masih hidup saya mengucapkan duka tentang musibahku kepada dirimu. Kini bagaimana saya bisa tenang setelah kepargianmu?”

Perawi mengatakan: Imam as membawa Hasan dan Husein as Bersama dirinya dan pergi masuk bersama ke dalam rumah. Mereka menyaksikan Asma’ sedang menangis di pembaringan hadhrat Fathimah as seraya berkata: “Wahai anak-anak yatim Muhammad saw, setelah kepergian Nabi saw, kami mengucapkan salam duka tentang musibah yang menimpa kami kepada Fathimah as. Tetapi sekarang apa yang harus kami lakukan?”

BACA JUGA:  KISAH IMAM ALI AS MENGHIDUPKAN ORANG MATI

6 – SEBUAH SURAT DIBAWAH KEPALA FATHIMAH

Imam Ali as menyingkap kain penutup dari wajah Fathimah as. Tiba-tiba ia melihat sepucuk surat disamping kepala Fathimah as dan imam as melihat di kertas itu terdapat tulisan:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra