Kemudian Syekh Mufid menulis: Muhammad bin Ali bin Hamzah meriwayatkan dari Mansur bin Bashir, dari saudaranya “Abdullah bin Bashir” ia berkata bahwasanya Makmun memerintahkan kepada saya untuk memanjangkan kuku-kuku saya. Dan saya harus membiasakan masalah ini untuk diri saya sendiri, dan tidak menampakkan panjangnya kuku-kuku saya kepada orang lain. Dan saya pun melakukan hal tersebut. Kemudia Makmun memanggilku dan ia memberikan sesuatu kepadaku yang mirip dengan asam. Makmun berkata kepadaku: Oleskanlah benda itu kepada seluruh kedua tanganmu. Saya pun melakukan perintahnya. Kemudia ia berdiri dan meninggalkan saya sendiri. Dan ia pergi menjumpai imam Ridha as.
Ia berkata: “Bagaimana keadaan anda?”
Imam menjawab: “Saya ada harapan untuk sembuh.”
Makmun berkata: “Saya juga alhamdulillah hari ini lebih baik. Apakah hari ini perawat dan pembantu ada yang mendatangi anda?”
Imam menjawab: “Tidak”
Makmun menjadi murka dan ia berteriak kepada para pembantunya: “Mengapa kalian tidak merawat beliau?”
Kemudia Makmun berkata: “Sekarang juga ambillah air delima, dan minumlah. Untuk menghilangkan penyakit, tidak ada cara lain selain meminumnya.”
Abdullah bin Bashir berkata: “Makmun berkata kepadaku”: Bawakan untuk kami delima. Saya membawakan beberapa biji buah delima. Makmun berkata: “Peraslah dengan tanganmu sendiri.” Saya memerasnya. Dan Makmun meminumkan air perasan delima terbut kepada imam Ridha as dengan tangannya sendiri. Dan hal itu menyebabkan imam Ridha as meninggal dunia. Tidak lebih dari dua hari dari peristiwa itu, imam Ridha as meninggal dunia.
Syekh Shaduq menukil riwayat ini dengan perbedaan bahwasanya ia mengatakan: Delima tersebut berasal dari kebun delima yang berada di rumah imam Ridha as. Makmun berkata kepada imam Ridha as: “Minumlah sedikit dari air delima ini.” Imam Ridha as berkata: “Saya akan minum setelah Amirul mukminin (Makmun) pergi.”
Makmun berkata: Tidak, demi Tuhan. Anda harus meminumnya sekarang juga. Kalau saya tidak takut lambung saya akan basah karena meminumnya, maka saya akan menemani anda minum air delima ini. Imam terpaksa meminum sedikit dari air delima tersebut. Dan Makmun pergi meninggalkannya. Saya belum melakukan shalat Ashar, imam Ridha as (karena akibat sakit perut), lima puluh kali bangun untuk membuang hajat dan pada malam hari keadaannya semakin parah.”
SEKELUMIT DARI DOA ZIARAH IMAM RIDHA AS
Syekh Abas Qomi mengatakan: Di dalam doa ziarah Jami’ah Aimmatil Makshumin as di sebagian kalimat mengisyarahkan kepada peristiwa kesyahidan imam Ridha as dengan racun. Yang mengatakan: (ومسموم قد قطعت بجرع السم أمعاؤه) “Dan sebagian dari kalian telah diracun dan akibat dari minum racun anggota tubuh bagian dalamnya terpotong-potong.”
Dan di lauh (papan) dari langit[2] tentang imam Ridha as dituliskan sebagai berikut:
وعليٌّ وليّي وناصري، ومَن أضع عليه أعباء النبوّة وأمتحنه بالإضطلاع، يقتله عفريت مستكبر، يدفن بالمدينة التي بناها العبد الصالح ذو القرنين إلى جنب شرّ خلقي
“Dan tentang Ali (imam Ridha as), dia adalah waliku, pengganti dan penolongku. Dan dia adalah seseorang yang berulang kali aku telah meletakkan beratnya tanggung jawab kenabian di pundaknya. Dan aku telah memberikan kepadanya kekuatan memikulnya. Dia akan dibunuh oleh seorang yang berwajah buruk dan mutakabbir (congkak). Dan dia akan dimakamkan disebuah kota yang telah dibangun oleh seorang hamba yang sholeh (Dzulqarnain), di samping makhlukku yang terburuk (Harun).”