[1]. Abu Jakfar Muhammad bin Ali bin Babaweh Qomi yang dikenal dengan Syekh Shaduq wafat pada tahun 381 pada usia sekitar tujuh piluh tahun. Makamnya berada di Babaweh kota Rei. Beliau telah menulis sekitar tiga ratus jilid buku di bidang Fikih, Hadist, Rijal. Kalam dan … Biografinya ada di dalam kitab Biharul Anwar jilid 1, dari halaman 35 sampai 42.
[2]– Sepertinya inilah rahasia acara Masjid Jamkaron yang dilaksanakan pada setiap malam Rabu dimana dikhususkan untuk hari Rabu.
[3]– Makam Sayid abul Hasan berada di sebuah pemakaman yang berada di sebuah lorong di jalan Ozar di sisi bundaran lama (midan-e kuhneh) dan menjadi tempat ziarah orang-orang Syiah (ganjineh-e Astar-e Qom jilid 2. Hal 366.
[4]– Biharul anwar, jilid 52 hal 230-233 dinukil dari Tarikh-e Qom, karya Hasan bin Muhammad bin Hasan Qomi. Diman ia menukil dari kitab Munisul Hazin karya Syekh Shaduk. Ayatulla haji Nuri menyatakan bahwa kita Tarikh-e Qom salah satu kitab yang diakui. Bihar jilid 53, hal 233 di dalam kitab Karimah ahlul Bait hal 469, peristiwa Jamkaron yang dikisahkan diatas dinukil dari: Najmu Staqib, hal 212-215, Jannatu Ma’wa, hal 42-46, Jamaalul Ustbuk 280, Bihar, jilid 53, hal 230, Mustdrakul Wasail, jilid 3, hal 423, Mikyalul Makarim, jilid 2, hal 56, Ilzamun Nashib, jilid 2, hal 58, Kalimatut Thayib, hal 337, Tahikh Qom Nashirus Shar’ah hal 60, Adzari’ah jilid 23, hal 282.
[5]– Maksudnya adalah pangkalan imam Zaman pada tahapan berikutnya. Karena tidak diragukan bahwa pangkalan kebangkitan Imam yang pertama adalah Mekah di sisi Baitullah (Ka’bah)
[6]– Anwarul Musya’sya’ah jild 2, hal 190-194, diringkas dari kita Karimah Ahlul Bait as, hal 471.
[7]– Salah satu nama yang dulu sangat dikenal akan tetapi sekarang tidak pernah disebut-sebut adalah nama Qadam Gah-e imam Zaman (jejak kaki imam Zaman) dimana disebut-sebut sebagai nama masjid Jamkaron.
[8]– Bar Setigh-e Nur (biogrfi Ayatullah ‘Uzhmah Mar’asyi Najafi, hal 94 dan 95 dalam penjelasan tentang masjid Jamkaron dan keutamaan serta keramat-keramatnya di dalam kitab Sima-e Shahibus Zaman afs karya Mahdi Hairi.
[9]– Hadhrat Makshumah Fathimah duwom, hal 212