MUBAHALAH

MUBAHALAH

Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, Katakanlah (Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemidian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta.”[10]

Kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan masalah dengan cara bemubahalah dan telah disetujui bahwa semua harus siap untuk bermubahalah esok hari.

RASULULLAH SAWW BERANGKAT UNTUK BERMUBAHALAH

Kejadian Mubahalah Nabi saww dengan para utusan perwakilan dari Najran merupakan salah satu peristiwa yang menarik dan mengagumkan sejarah Islam. Walaupun sebagian mufasir dan penulis sejarah enggan dalam menukil secara terperinci  peristiwa tersebut. Namun banyak orang seperti Zamahsyari dalam al-Kassyaf[11] dan Imam Razi di dalam tafsirnya[12] dan Ibnu Atsir di dalam al-Kamil [13] dalam hal ini menyampaikan dengan insyaf. Dan kini kami akan menyinggung sebagian dari pernyataan Zemakhsyari:

Waktu Mubahalah telah sampai. Sebelumnya Nabi saww dengan delapan utusan Najran bersepakat untuk melakukan mubahalah di suatu titik di padang pasir di luar kota Madinah. Rasulullah saww diantara keluarga dan para sahabatnya hanya memilih empat orang yang ikut serta dalam kajadian bersejarah itu. Diantara empat orang ini tidak ada orang lain lagi selain Ali bin Abi Thalib as, Fathimah as putri Nabi saww, Hasan dan Husein as.

Rasulullah saww jarak antara rumah dan kawasan yang sudah disepakati untuk dijadikan sebagai tempat mubahalah di tempuh dengan cara yang khas. Beliau berjalan dengan menggendong Husein as[14] dan menuntun Hasan as dan hadhrat Fathimah as mengikuti dari belakang dan imam Ali as di berjalan di belakang Fathimah as. Semua bergerak menuju ke tempat Mubahalah. Sebelum memasuki kawasan mubahalah Rasulullah saww berkata kepada yang menyertainya: “ketika aku sudah berdoa, kalian iringi doaku dengan mengucapkan Amin.”

BACA JUGA:  KISAH MASJID IMAM HASAN MUJTABA as

Para pemimpin utusan dari Najran sebelum berhadapan dengan Rasulullah saww, berkata satu sama lainnya: “Jika Muhammad membawa para petinggi militer dan tentaranya ke medan Mubahalah, dan menunjukkan kemegahan materi dan kekuatan lahiriahnya kepada kita, maka berarti ia bukan orang jujur dan tidak punya keyakinan terhadap kenabiannya sendiri. Namun jika ia datang ke tempat Mubahalah bersama dengan putra-putra dan belahan hatinya dan menghadap Tuhan dalam keadaan tanpa berbagai macam kemegahan dan kemewahan, maka jelas ia adalah nabi yang jujur. Betapa ia yakin terhadap kenabiannya, tidak hanya bersedia menempatkan dirinya ke dalam bahaya, bahkan dengan keberanian yang sempurna dan tiada cela bersedia orang-orang yang paling dikasihinya dan yang paling mulia di sisinya berada dalam keadaan bahaya dan terancam binasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra