Imam Ali berkata: Tanyakanlah apa yang ingin anda tanyakan. Aku adalah harta karun orang-orang yang ditimpa kesedihan, aku dikenal dengan budi pekerti yang luhur. Akulah penupang bumi yang keras ini, dan atas perintahku angin bertiup dan hujan turun, akulah yang telah disifati di dalam setiap kitab, aku adalah Thur dan dalil-dalil. Aku adalah Qof dan Qur’an Majid dan aku adalah berita yang agung. Aku adalah jalan yang lurus. Aku adalah pemilik kesempurnaan. Aku adalah pencari buruan. Aku adalah pemimpin yang dermawan. Akulah sang pemberani dan petarung. Aku adalah pemilik maqom kenabian dan otoritas. Akulah yang berilmu. Akulah yang sabar. Akulah penjaga. Akulah pemilik derajat yang tinggi. Dan karena keutamaanku, setiap kitab berbicara. Karena ilmuku orang-orang yang berakal memberi kesaksian. Aku adalah Ali saudara Rasulullah, suami putrinya dan ayah dari anak-anaknya.
Pada saat itu orang arab itu berkata: “Telah sampai kepada kami bahwa di atas bumi ini anda adalah yang bisa menghidupkan orang mati dan mematikan orang-orang hidup dan memiskinkan, mengkayakan dan mengabulkan hajat-hajat.”
Ali as berkata: “Katakanlah apa kesulitan anda.”
Orang Arab: “Aku adalah wakil dan utusan dari enam puluh ribu penduduk dari kabilah “Aqimah”. Seseorang telah meninggal beberapa waktu yang lalu. Dan mereka berbeda pandangan tentang sebab kematian orang ini. Dan mereka mengirimkan jasad orang ini ke sini bersamaku. Dan sekarang jasad itu berada di balik pintu masjid ini. Jika anda menghidupkan Kembali orang itu, kami akan yakin bahwa anda adalah jujur, keturunan orang terhormat dan mulia. Dan Sungguh kami akan meyakini bahwa anda adalah Hujjatullah di atas bumi. Dan jika anda tidak mampu menghidupkannya, maka ia akan dikembalikan kepada kabilahnya. Dan kami akan memahami bahwa pengakuan anda selama ini tidak benar dan anda akan menunjukkan ketidakmampuan anda.
Amirul Mukminin Ali as memandang kepada Maitsam dan berkata: “Wahai aba Ja’far, naiklah kuda dan berkelilinglah di setiap tempat dan sudut kota Kufah, dan umumkanlah: barang siapa ingin menyaksikan fadhilah dan keutamaan serta ilmu yang diberikan Tuhan kepada Ali, saudara Rasulullah saw, suami Fathimah as, besok datanglah ke padang sahara Najaf.”
Ketika Maitsam telah melaksanakan tugasnya dan Kembali ke masjid, imam Ali as berkata kepadanya: “Layanilah orang Arab ini.”
Maitsam Tammar berkata: “Aku membawa orang itu Bersama peti yang di dalamnya ada jenazahnya ke rumahku. Saya dan keluarga melayaninya dengan baik.”
Keesokan harinya setelah shalat shubuh, imam Ali as berangkat menuju padang pasir Najaf. Akupun berangkat Bersama imam Ali as. Tak seorangpun di penduduk Kufah yang baik maupun yang jahat yang tinggal di dalam kota, semua pergi ke padang pasir Najaf.”
Amirul Mukminin Ali as berkata: “Wahai aba Ja’far, panggilah orang Arab yang membawa jenazah itu.”
Maitsam berkata: Aku melaksanakan perintah imam Ali as. Aku membawa keduanya ke padang pasir Najaf. Imam Ali as memandang kepada penduduk dan berkata:
“Wahai penduduk Kufah, apa yang akan kalian saksikan dari kami, ceritakanlah tentang kami, dan riwayatkanlah apa yang kalian dengar tentang kami.”
Kemudian imam Ali as berkata: “Wahai orang Arab, dudukkanlah untamu. Dan jasad temanmu keluarkan dari dalam peti dengan dibantu beberapa orang dari penduduk.”
Maitsam Tammar berkata: “orang mati itu dikeluarkan dari dalam peti dan kain brukat berwarna kuning yang membungkusnya pun dibuka dan bibawahnya juga dialasi kain brukat berwarna hijau . dibawahnya sebuah kantong dari luk-luk dan ditengahnya seorang anak muda yang parasnya bagaikan paras seorang wanita cantik. Imam Ali as memandang orang arab itu dan berkata: “Sudah berapa hari anak mud aini mati?”
Orang Arab menjawab: “empat puluh satu hari.”
Imam: “Apa penyebab kematiannya?”
Orang arab: “Keluarganya menginginkan supaya anda menghidupkannya. Supaya ia bisa mengatakan siapa yang telah membunuhnya. Karena pada malam hari ia tidur dalam keadaan sehat wal afiat dan pagi harinya dari telinga yang satu sampai telinga lainnya robek. Imam berkata: “Siapa yang menginginkan darahnya tumpah?”
Orang Arab: “Lima puluh orang dari sanak familinya saling bahu membahu menginginkan darahnya. Wahai saudara Rasulullah, angkatlah segala keragu-raguan dan singkaplah masalah pembunuhannya.”
Imam berkata: “Yang membunuh dia adalah pamannya. Karena dia telah mengawinkan putrinya dengannya, namun ia menikah dengan wanita lain. Dan pamannya membunuhnya karena dendam kepadanya.”
Orang Arab: “Kami tidak bisa ridha dan puas dengan pernyataan ini. Kami menghendaki pemuda ini sendiri yang mengatakan dan memberikan kesaksian kepada seluruh keluarganya siapa pembunuh dirinya. Supaya api fitnah dan peperangan diantara mereka bisa padam.”
Imam Ali as berdiri dan mengucapkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah swt, kemudian berkata: “Ucapkanlah puji-pujian kepadaNya dan kirimkan shalawat kepada nabi besar Muhammad saw.” Kemudian imam berkata: “Wahai penduduk Kufah, Sesungguhnya nilai sapi bani Israel di sisi Tuhan tidak lebih berharga dan lebih tinggi dari Ali saudara Rasulullah saw. Sungguh Allah swt dengan perantaraan sapi itu telah menghidupkan orang yang sudah mati selama tujuh hari.