Dan laki-laki pertama yang beriman kepada Nabi saww adalah Ali as.
Sudah dikenal dan hampir sepakat antara penulis sejarah baik sejarawan Sunni maupun Syiah bahwa orang pertama (dari kalangan laki-laki) yang beriman kepada Nabi saww adalah Ali bin Abi Thalib as. Imam Ali as di dalam khuthbah “Qashiah” dalan hal ini mengatakan: Pada masa itu Islam tidak ada di dalam satu rumahpun. Kecuali rumah Rasulullah dah Khadijah as. Dan aku adalah orang ketiga dari mereka. Aku menyaksikan cahaya risalah dan mencium aroma kenabian ….
ALI DAN KHADIJAH MENDIRIKAN SHALAT BERSAMA NABI SAWW
Ibnu Atsir di dalam kitab Asadu Ghayah, Ibnu Hajar di dalam kitab al-Ishabah di dalam terjemahan Afifi Kandi, dan banyak cendekiawan sejarah menukil cerita berikut darinya, dimana dia berkata:
Aku memasuki kota Mekah pada masa-masa jahiliyah, dan tuan rumahku adalah Abbas bin Abdul Muthalib. Dan saat itu kami berdua sedang berada di sekitar Ka’bah. Tiba-tiba saya melihat seorang laki-laki datang, berdiri di depan Ka’bah. Dan kemudia aku melihat seorang anak laki-laki datang dan berdiri di sisi sebelah kanannya. Tak lama kemudian saya melihat seorang wanita datang dan berdiri di belakang mereka. Aku menyaksikan dua orang ini mengikuti laki-laki itu melakukan rukuk dan sujud. Pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu membuatku penasaran. Karena itu aku menanyakan hal itu kepada Abbas. Dia berkata: Laki-laki itu adalah Muhammad bin Abdullah. Dan anak laki-laki itu adalah keponakannya. Dan perempuan yang berdiri di belakang mereka adalah istri Muhammad. Keponakanku itu mengatakan: Akan sampai suatu hari dimana dia akan menguasai kekayaan Kisra (raja Persia) dan kaisar (raja Rum). Tetapi demi Tuhan tak satupun di permukaan bumi ini yang mengikuti kepercayaan dan keyakinan ini selain tiga orang ini. Kemudia perawi mengatakan: “Saya berharap, duhai seandainya aku adalah orang yang ke empat”.[5]
[1] Shahih Bukhari, jilid 1, kitabul ‘Ilm, hal 13, Biharul Anwar, jilid 18/194
[2] Al-Alaq/1-5
[3] Sejarah Ibnu Hisyam, jilid 1, hal 240
[4] Biharul anwar, jilid 16, hal 8
[5] Diterjemahkan dari kitab Farazhai Az Tarikh-e Payambar Islam, karya Ayatullah Jakfar Subhani, hal 92-98