Setelah beberapa lama masa-masa yang paling lezat baginya adalah masa-masa dimana Nabi saww sedang menyepi sendirian dan disibukan dengan beribadah. Sampai pada suatu hari yang khas, malaikat datang dengan membawa sebuah lauh atau papan dan papan itu di letakkan dihadapannya. Dan malaikat itu berkata: Iqrak! (bacalah). Dan berhubung Nabi tidak pernah belajar baca tulis, mana nabi menjawab: Saya tidak bisa membaca. Malaikat Jibril menekannya dengan sangat, kemudian memintanya untuk membaca, tetapi malaikat kembali mendengar jawaban yang sama yaitu saya tidak bisa membaca. Malaikat kembali menekannya, peristiwa ini terulang sampai tiga kali. Dan setelah tekanan yang ketiga, tiba-tiba di dalam dirinya, Nabi saww merasakan memiliki kemampuan membaca apa yang terdapat di papan yang berada ditangan malaikat tersebut. Sebenarnya pada saat itu Nabi saww sedang membaca pendahuluan kitab hidayah untuk ummat manusia.
Ayat-ayat itu adalah:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ * خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ * اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ * الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ * عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang maha Pencipta.Dialah Tuhan yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajar manusia apa-apa yang tidak diketahuinya”.[2]
Jibril telah melaksanakan tugasnya. Dan Nabi saww setelah menerima Wahyu turun dari gunung Hirok dan menuju ke rumah Khadijah as.
Jiwa besar nabi Muhammad saww telah bercahaya dengan cahaya wahtu. Apa-apa yang telah dipelajari dari malaikat Jibril disimpannya di dalam dada. Setelah peristiwa tersebut, malaikat itu memanggilnya dan berkata: Wahai Muhammad, engkau adalah utusan Tuhan dan aku adalah Jibril. Sebagian mengatakan suara panggilan tersebut nabi mendengarnya pada saat beliau turun dari gunung Hirok. Dua peristiwa tersebut membuatnya kebingungan dan ketakutan. Kebingungan dan ketakutan karena memikul tanggung jawab dan tugas yang sangat berat dan besar.
Tentu saja kebingungan ini sedikit banyak suatu hal yang normal dan tidak bertentangan dengan keyakinannya terhadap kebenaran apa-apa yang telah disampaikan kepadanya. Karena Jiwa seseorang seberapapun ia memiliki kemampuan dan seberapapun ia memiliki hubungan dengan alam ghaib, pada awal-awal mendapat tugas, ketika pertama kali berhadapan dengan malaikat yang selama ini tidak pernah dijumpainya, kebingungan dan ketakutan semacam ini akan menghampirinya. Oleh karena itu lambat laun ketakutan dan kebingungan tersebut lenyap.