KISAH IMAM ALI AS MENGHIDUPKAN ORANG MATI

KISAH IMAM ALI AS MENGHIDUPKAN ORANG MATI

بسم الله الرحمن الرحيم

 اللهم صل على محمد و آل محمد وعجل فرجهم

Di dalam salah satu Manaqib Atiq di tuturkan:

Maitsam Tammar (sahabat setia Amirul Mukminin Ali as) mengatakan: “Saya berada Bersama tuanku Amirul Mukminin Ali as, penduduk mengelilingi imam Ali as. Tiba-tiba seorang laki-laki tinggi besar yang mengenakan Qaba’ (pakaian Arab) berwarna abu-abu dan serban kuning mengikat kepalanya dan bersenjatakan dua bilah pedang masuk tanpa memberi salam masuk ke dalam masjid.

Penduduk sekitar mengulurkan lehernya dan mendongakkan wajahnya supaya bisa melihat wajah laki-laki tersebut.  Dan dengan sudut mata mereka melirik kepada orang itu. Namun tuanku Amirul Mukminin as tidak mendongakkan kepalanya untuk menatapnya. Ketika perhatian semua orang tertuju kepadanya, ia membuka mulut dimana lidahnya bagaikan pedang terhunus dan tajam dan dilepas dari sarungnya, ia berkata: Siapa diantara kalian yang dikenal dengan keberaniannya, bermahkotakan kesempurnaan dan keutamaan dan menyelimuti tubuhnya dengan baju qana’ah?

Siapa diantara kalian yang dilahirkan di dalam Ka’bah berbudi pekerti tinggi dan mulia dan memiliki sifat dermawan dan karam.

Siapa diantara kalian yang rambut kepalanya sedikit, dasarnya kokoh, petarung, dan pelaksana qishas.

Siapa dianta kalian yang merupakan cabang yang segar dan baru dan anggota keluarga Abi Thalib. Siapa diantara kalian yang telah membantu nabi Muhammad pada masa hidupnya dan ia telah memperkuat pemerintahannya?

Siapa diantara kalian yang menjadi pembunuh dua Amr dan menawan dua Amr?[1]

Maitsam berkata: Amirul Mukminin Ali as dalam menjawab orang tersebut berkata:

“Orang itu adalah aku wahai Sa’ad bin Fadhil nin Rabi’ bin Mudrakah bin Thaiyib bin Asy’ats bin Abi Sama’ bin Ahbal bin Fazarah bin Da’il bin Amr bin Dawaini![2]

BACA JUGA:  MUBAHALAH

Laki-laki itu menjawab: “Labbaika ya Ali.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Copyright © 2019, Mulla Shadra Hasan Abu Ammar ra