RASA SYUKUR ABDUL MUTHALLIB
Setelah itu bayi baru lahir dan mulia itu dibawa ke hadapan Abudul Muthallib (kakek Rasulullah saw) supaya beliau melihatnya. Abdul Muthalib mendengar apa yang telah diceritakan oleh ibu sang bayi mulia itu. Beliau menggendong bayi mulia itu dan berkata:
الحمد لله الذي أعطاني، هذا الغلام الطيب الاردان، قد ساد في المهد على الغلمان
“Segala puja dan puji syukur kepada Allah yang telah memberikan anak laki-laki suci dan mulia ini kepada saya, yang unggul dan memimpin anak-anak lain sejak dari ayunan.”
Kemudian Abduli Muthalib membawa anak itu ke Ka’bah dan membacakan syair-syair untuk anak suci tersebut.
RITUAL PEMBERIAN NAMA
Hari ke tujuh telah tiba. Abdul Muthalib memotong seekor kambing sebagai tanda syukur kepada Allah swt dan mengundang sekelompok orang. Di dalam perayaan agung itu dimana semua penduduk Quraisy telah diundangnya, ia memberi nama putranya (cucunya) dengan nama “Muhammad”. Ketika ia ditanya mengapa anda memilih nama Muhammad untuk anakmu? Karena nama ini di Arab sangat jarang digunakan? Beliau menjawab: “Saya ingin ia dipuji di langit dan di bumi.” Tentang masalah ini “Hisan bin Tsabit membacakan sebuah syair:
“Sang pencipta membubuhkan sebuah nama dari namaNya untuk Rasulullah saw. Karena itu Tuhan disebut “Mahmud” “yang dipuji” dan Nabi diberi nama Muhammad “yang terpuji”. Dan kedua kata berasal dari satu kata dan memiliki satu makna.[3]
Tentu dalam pemilihan nama ini ada ikut campur tangan dan ilham dari langit. Karena nama Muhammad walaupun tidak asing diantara orang-orang Arab, namun sampai masa itu sangat sedikit orang yang menggunakan nama tersebut. Menurut statistic yang diperoleh Sebagian ahli sejarah, sampai saat itu hanya enam belas orang yang memakai nama tersebut. Sebagaimana seorang penyair dalam hal ini mengatakan:
“Orang-orang yang diberi nama Muhammad sebelum Nabiyullah saw berjumlah enam belas orang”
AHMAD ADALAH SALAH SATU NAMA RASULULLAH SAWW
Setiap orang yang secara ringkas mempelajari sejarah kehidupan nabi, akan mengetahui bahwa Rasulullah saw pada masa kanak-kanak memiliki dua nama dan masyarakat mengenal dan memanggilnya dengan kedua nama tersebut. Yang satu “Muhammad” dimana kakeknya “Abdul Muthallib” yang memilih untuknya. Dan nama lainnya adalah “Ahmad” dimana ibunya “Aminah” yang memberinya. Masalah ini salah satu dari kepastian dalam sejarah Islam. Dan para ahli sejarah menukil masalah ini dan sejarah lengkapnya pembaca yang Budiman bisa melihatnya di dalam kitab sejarah “Halabi”.[4]
Setelah Abdul Muthallib meninggal dunia, Pengasuhan nabi Muhammad saw diserahkan kepada pamannya yang mulia yaitu “Abdul Muthallib”.
[1] – Tentang Dadgari Anusyirwan banyak banyak pendapat di dalamnya, namun yang benar adalah ia bukanlah Dad gar atau penyebar keadilan. Dan mungkin bisa dikatakan bahwa ia lebih baik dari ayahnya yang seorang penindas bernama “Qubad”.
[2] – pandangan yang terkenal di kalangan orang-orang Syiah tentang hari kelahiran Nabi saw pandangan yang dikatakan di atas. Namun kebanyakan Ahlusunnah dan Sebagian kecil orang Syi’ah nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Dalam hal ini juga terdapat pandangan yang tidak terkenal lainnya.
[3] – Sirah Halabi, jilid 1, hal 93
[4] -Idem, hal 97